fayhuge

Beranda » Uncategorized

Category Archives: Uncategorized

ALAT-ALAT MUSIK TRADISIONAL MELAYU

1. KOMPANG

 

 

 

 

 

Kompang ialah sejenis alat muzik tradisional yang paling popular bagi masyarakat Melayu. Ia tergolong dalam kumpulan alat muzik gendang. Kulit kompang biasanya diperbuat daripada kulit kambing betina, namun mutakhir ini, kulitnya juga diperbuat dari kulit lembu, kerbau malah getah sintetik.

Pada kebiasaannya, seurat rotan akan diselit dari bahagian belakang antara kulit dan bingkai kayu bertujuan menegangkan permukaan kompang, bertujuan menguatkan bunyi kompang. Kini, gelung plastik turut digunakan.

Tterdapat dua bahagian kompang iaitu bahagian muka (ada kulit) dipanggil belulang. manakala, bahagian badan (kayu) dipanggil baluh. Kompang perlu diletakkan penegang atau dipanggil sedak iaitu sejenis rotan yang diletakkan antara belulang dan baluh, sedak ini deletakkan bertujuan untuk menegangkan bahagian belulang dan menyedapkan bunyi kompang apabila dipalu.

Alat muzik ini berasal dari dunia Arab dan dipercayai dibawa masuk ke Tanah Melayu sama ada ketika zaman Kesultanan Melaka oleh pedagang India Muslim, atau melalui Jawa pada abad ke-13 oleh pedagang Arab.

Kompang biasanya berukuran enam belas inci ukur lilit dan ditutup dengan kepingan kulit pada sebelah permukaan. Ia mempunyai bukaan cetek dan dimainkan dengan memegang dengan sebelah tangan sementara dipalu dengan sebelah tangan yang lain.

 

 

Gambar belakang bahagian kompang. Kelihatan gelung plastik tebal yang digunakan bagi menala bunyi kompang dengan menyelit antara bingkai dan kulit penutup. Pada waktu dahulu, rotan digunakan.

Cara memalu kompang ialah dengan menepuk kulit kompang dengan bahagian jari-jari atau tapak tangan mengikut rentak. Kompang biasanya dimainkan semasa perarakan, kenduri dan upacara-upacara tradisi lain.

Bunyi yang berlainan dihasilkan dengan membezakan cara bukaan tapak tangan. Bunyi ‘bum’ di perolehi dengan tepukan di sisi kompang dan tapak tangan dikuncup/rapat. Bunyi ‘pak’ di perolehi dengan tepukan di tengah kompang dengan jari tangan yang terbuka.

Paluan kompang terbahagi kepada 2 bahagian iaitu paluan tradisi dan paluan moden ataupun kreatif. Paluan tradisi adalah paluan di mana memukul kompang sambil menyayi ataupun bersyair dalam versi Arab ataupun bahsa Melayu klasik. Manakala paluan moden pula di mana paluan tersebut diselitkan dengan gerakan ataupun tarian. Di Sabah, pertandingan kompang sering diadakan untuk memartabatkan kembali kesenian Melayu yang telah hampir pupus ini.

2.  DARBUKA

 

 

 

 

 

 

 

 

Darbuka adalah drum tangan berbentuk seperti jam pasir atau piala yang populer di budaya Timur Tengah. Sering disebut sebagai drum piala, Darbuka menghasilkan suara yang berbeda ketika musisi menyerang mereka dengan telapak tangan atau jari-jari.teknik

Darbuka berbeda dari drum tangan standar dalam bahwa mereka tidak harus dipukul keras oleh telapak tangan untuk menghasilkan suara. Sebaliknya, musisi menggunakan teknik drum ringan dengan telapak tangan dan jari-jari.

 

 

 

 

3. JIMBE

 

Jimbe adalah alat music perkusi yang sangat populer didunia, jimbe juga dapat dimainkan untuk berbagai kalangan usia dari anak –anak hingga dewasa, ukuran jimbe sangat bervariasi dengan motif dan bentuk ukuran yang berbeda –beda, ada juga yang berukiran. Adapun bunyi yang dihasilkan sangat unik ,bersuara ada yang konstan, ada yang ditabuh hingga bergemuruh, berbunyi tajam, bahkan dapat berbunyi sangat treble dan gaduh yang seolah-olah dapat membangkitkan energi spiritual dari ritual-ritual masa lalu. Membran sebagai sumber bunyinya bisa menggunakan kulit kambing, kerbau ataupun antelop. Teknik merenggangkannya pun khusus, setelah melalui proses pengeringan yang cukup membran atau kulit tersebut diikatkan kencang dengan tali di selingkar badan kayunya.

 

4.  ARKODION

 

Akordion adalah instrumen musik yang milik keluarga buluh instrumen. Akordeon ini bekerja dengan menekan serangkaian tombol dan menyempitkan instrumen. Ada berbagai jenis akordeon tersedia di pasar kualitas harga yang berbeda membentuk murah ke mahal menurut ukuran dan kualitas. Jika Anda berencana untuk membeli akordeon titik utama adalah bahwa Anda merasa nyaman saat bermain itu berarti bahwa pastikan saat Anda sedang bermain itu Anda dapat memainkannya dengan baik cuaca Anda duduk atau berdiri. Anda merasa nyaman dan dapat dengan mudah menarik bellow masuk dan keluar dan ketika Anda mulai untuk bermain pitch yang sempurna sangat penting. Tergantung pada Anda bahwa apa yang Anda ingin dasar penuh dan kecil. Berat sangat penting dalam akordeon. Akordeon ringan umumnya mahal Anda juga mempertimbangkan mana akordeon terbuat dari Italia dan Jerman adalah akordion buatan tangan yang berarti jumlah nada vibrato manis dan baik juga merupakan faktor yang cukup besar dalam akordeon. Para akordion adalah dari tiga bagian utama: • Keyboard Treble itu diposisikan di sisi kanan akordeon. Ini adalah seperti piano keyboard. Jumlah tombol yang berbeda sesuai dengan ukurannya • Keyboard Bass itu adalah pada sisi kiri akordion.. Ini adalah kumpulan tombol di baris sesuai dengan catatan. • Para Bellows adalah bagian paling penting dari akordion juga disebut jantung akordeon. Mereka mendorong udara melalui ilalang. Reeds berada di dalam akordeon.

5. GENDANG BEBANO

 

 

Bebano adalah gendang berbentuk bundar dan pipih. Bingkai berbentuk lingkaran dari kayu yang dibubut, dengan salah satu sisi untuk ditepuk berlapis kulit kambing. Kesenian di Malaysia, Brunei, Indonesia dan Singapura yang sering memakai rebana adalah musik irama padang pasir, misalnya, gambus, kasidah, zapin melayu dan hadroh.

Di Indonesia, alat musik rebana berkembang menjadi banyak jenis. Biasanya merupakan ciri khas dari kultur budaya daerah tertentu. Jenis alat rebana yang paling umum diantaranya, Rebana Banjar, Rebana Biang, Jidor, Kompang, Marawis, Samroh, Hadroh dan lainnya…

Sebagai contoh, masyarakat di pesisir utara pulau Jawa menyebut Rebana adalah Terbang Banjari. Mereka tidak mengenal Kompang ataupun Biang…Begitu pula masyarakat di wilayah Sunda. Di sana jarang sekali orang yang mengenal Samroh maupun Hadroh…Jadi pengertian alat musik Rebana di setiap daerah bisa saja berbeda bergantung dari kebudayaan asal masing-masing.

Bagi masyarakat Melayu di negeri Pahang, permainan rebana sangat populer, terutamanya di kalangan penduduk di sekitar Sungai Pahang. Jika di Indonesia umumnya Rebana dimainkan untuk lagu-lagu keagamaan dan sarana dakwah, maka tepukan rebana di daerah Melayu biasa mengiringi lagu-lagu tradisional seperti indong-indong, burung kenek-kenek, dan pelanduk-pelanduk. Di Malaysia, selain rebana berukuran biasa, terdapat juga rebana besar yang diberi nama Rebana Ubi, dimainkannya pada hari-hari raya untuk mempertandingkan bunyi dan irama.

 

 

 

 

 

 

6. GAMBUS

 

Gambus merupakan salah satu alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik. Alat musik ini memiliki fungsi sebagai pengiring tarian zapin dan nyanyian pada waktu diselenggarakan pesta pernikahan atau acara syukuran.Gambus merupakan salah satu alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik. Alat musik ini memiliki fungsi sebagai pengiring tarian zapin dan nyanyian pada waktu diselenggarakan pesta pernikahan atau acara syukuran.

Alat musik ini identik dengan nyanyian yang bernafaskan Islam. Dalam mengiringi penyanyi, alat musik ini juga diiringi dengan alat musik lain, seperti marwas untuk memperindah irama nyanyian. Bentuknya yang unik seperti bentuk buah labu siam atau labu air (My) menjadikannya mudah dikenal. Alat musik gambus juga dianggap penting dalam nyanyian Ghazal yang berasal dari Timur Tengah pada masa kesultanan Malaka. Kedatangan pedagang-pedagang Timur Tengah pada zaman Kesultanan Melayu Melaka telah membawa budaya masyarakat mereka dan memperkenalkannya kepada masyarakat di Tanah Melayu.

Ada beberapa jenis gambus yang dapat diperoleh di mana saja, terutama di kawasan tanah Melayu. Jenis-jenis tersebut, seperti gambus yang hanya mempunyai tiga senar dan ada juga gambus yang mempunyai 12 senar. Jumlah senar biasanya terpulang pada yang memainkannya. Selain dimainkan secara solo, alat musik ini dapat juga dimainkan secara berkelompok. Alat musik gambus dapat dimainkan di dalam perkumpulan musik-musik tradisional atau modern. Bila dikolaborasi antara alat-alat musik tradisional dengan modern akan menghasilkan irama yang merdu serta mempunyai keunikan tersendiri.

7. MARWAS

 

Marwas adalah salah satu jenis “band tepuk” dengan perkusi sebagaialat musik utamanya. Musik ini merupakan kolaborasi antara kesenianTimur Tengah dan Betawi, dan memiliki unsur keagamaan yang kental. Itu tercermin dari berbagai lirik lagu yang dibawakan yang merupakan pujian dan kecintaan kepada Sang Pencipta.

Kesenian marawis berasal dari negara timur tengah terutama dariYaman. Nama marawis diambil dari nama salah satu alat musik yang dipergunakan dalam kesenian ini. Secara keseluruhan, musik ini menggunakan hajir (gendang besar) berdiameter 45 Cm dengan tinggi 60-70 Cm, marawis (gendang kecil) berdiameter 20 Cm dengan tinggi 19 Cm, dumbuk (sejenis gendang yang berbentuk seperti dandang, memiliki diameter yang berbeda pada kedua sisinya), serta dua potongkayu bulat berdiameter sepuluh sentimeter. Kadang kala perkusi dilengkapi dengan tamborin atau krecek. Lagu-lagu yang berirama gambus atau padang pasir dinyanyikan sambil diiringi jenis pukulan tertentu

 

8. TAMBUR

 

Tambur adalah sejenis alat musik gendang yang besar seperti bedung dan menggunakan stik sebagai pemukulnya

 

9. BIOLA

 

Biola adalah sebuah alat musik dawai yang dimainkan dengan cara digesek. Biola memiliki empat senar (G-D-A-E) yang disetel berbeda satu sama lain dengan interval sempurna kelima. Nada yang paling rendah adalah G. Di antara keluarga biola, yaitu dengan viola, cello dan double bass atau kontra bass, biola memiliki nada yang tertinggi. Alat musik dawai yang lainnya, bas, secara teknis masuk ke dalam keluarga viol. Kertas musik untuk biola hampir selalu menggunakan atau ditulis pada kunci G.

Sebuah nama yang lazim dipakai untuk biola ialah fiddle, dan biola seringkali disebut fiddle jika digunakan untuk memainkan lagu-lagu tradisional

10. GENDANG PANJANG

 

Gendang Panjang adalah gendang yang terkenal di india dengan nama nhol ini kedua sisinya tertutup oleh kulit binatang dan satu sisinya lebih kecil dari sisi yang lainnya. Gendang panjang selalu si mainkan 2 buah, yaitu induk dengan ukuran yang lebih besar dan anak untuk ukuran yg kecil, gendang ini sering di gunakan pada music silat.

11.  GONG

 

Gong adalah alat musik tradisional, alat ini merupakan bagian dari seperangkat alat musik tradisional. Di berbagai daerah juga ada alat sejenis tersebut tetapi mungkin namanya berbeda-beda. Dalam perangkat alat musik tradional tersebut Gong terdiri dari banyak ukuran, untuk laras pelok berbeda dengan yang laras slendro. Salah satu diantaranya adalah yang paling besar selalu dipukul pada pada akhir gending, yang artinya sebagai penutup suatu gending. Selain Gong yang paling besar ada juga gong yang ukurannya sedang, yang ini sering dipakai atau dipajang sendirian diluar pegelaran seni tradisional.

 

12. MANDOLIN

 

Mandolin merupakan sebuah alat musik petik tradisional yang mempunyai senar dan dimainkan seperti biola. Sering dipakai untuk mengiringi tari rudat dan lagu-lagu tradisional. Alat musik ini dapat dipadukan dengan alat musik lainnya untuk mengiringi lagu tradisional.

Cara main alat musik ini mirip dengan gitar, jumlah senar alat musik ini beda dengan gitar. Alat musik ini berasal dari Italia.

 

apa kabar indonesia

  1. SEJARAH PROVINSI RIAU

a. Periode 5 Maret 1958 – 6 Januari 1960
Pembentukan Provinsi Riau ditetapkan dengan Undang-undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957. Kemudian diundangkan dalam Undang-undang Nomor 61 tahun 1958. Sama halnya dengan Provinsi lain yang ada di Indoensia, untuk berdirinya Provinsi Riau memakan waktu dan perjuangan yang cukup panjang, yaitu hampir 6 tahun (17 Nopember 1952 s/d 5 Maret 1958).

Dalam Undang-undang pembentukan daerah swatantra tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau, Jo Lembaran Negara No 75 tahun 1957, daerah swatantra Tingkat I Riau meliputi wilayah daerah swatantra tingkat II :

1. Bengkalis
2. Kampar
3. Indragiri
4. Kepulauan Riau, termaktub dalam UU No. 12 tahun 1956 (L. Negara tahun 1956 No.25)
5. Kotaparaja Pekanbaru, termaktub dalam Undang-undang No. 8 tahun 1956 No. 19

  1. b.   Lambang Daerah Provinsi Riau

 

 

 

 

Bentuk Dan Pembagian Lambang :

Lambang Daerah Provinsi Riau berbentuk perisai dan terbagi atas empat bagian yaitu :

  1. Rantai yang berjumlah 45 buah mata rantai yang melingkari seluruh lambang
  2. Padi dan kapas yang berjumlah 17 dan 8
  3. Lancang Kuning (perahu layar) dengan laut yang bergelombang lima
  4. Keris berhulu Kepala Burung Serindit

Di dalam lambang daerah ditulis kata “RIAU” dengan warna merah.

Warna Lambang
Warna utama yang dipakai adalah hijau, kuning dan putih disamping sedikit mempergunakan warna hitam dan merah

 

Arti Lambang
Lambang Daerah Provinsi Riau yang terdiri dari empat bagian itu mempunyai arti :

  1. Mata rantai tak terputus yang berjumlah 45 melambangkan persatuan bangsa dan diproklamirkan pada tahun 1945, yaitu tahun Proklamasi Republik Indonesia.
  2. Padi dan kapas berarti kemakmuran (sandang pangan), Padi 17 butir dan 8 Bunga Kapas mengingat pada tanggal Proklamasi 17 bulan 8 (Agustus).
  3. Lancang Kuning mengandung arti kebesaran Rakyat Riau, sedang sogok Lancang berkepala ikan melambangkan bahwa Riau banyak menghasilkan Ikan dan mempunyai sumber-sumber penghidupan dari laut.
    Gelombang lima lapis melambangkan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.
  4. Keris berhulu Kepala Burung Serindit melambangkan Kepahlawanan Rakyat Riau berdasarkan pada kebijaksanaan dan kebenaran

 

  1. 2.    Halaman Kontak
DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA
DAN PENGOLAHAN DATA ELEKTRONIK PROVINSI RIAU
Jl. Jend. Sudirman No.460 – Pekanbaru, Kode Pos : 28126
Telp : 0761-45505, Fax : 0761-45507
email : dkipde@riau.go.id

 

  1. 3.    Halaman  Profil

1. Visi

Filosofi Pembangunan Daerah Provinsi Riau mengacu kepada nilai-nilai luhur kebudayaan Melayu sebagai kawasan lintas budaya yang telah menjadi jati diri masyarakatnya sebagaimana terungkap dari ucapan Laksamana Hang Tuah “Tuah Sakti Hamba Negeri, Esa Hilang Dua Terbilang, Patah Tumbuh Hilang Berganti, Takkan Melayu Hilang di Bumi” . Posisi strategis Provinsi Riau ditinjau secara geografis, geoekonomi dan geopolitik menjadikan kawasan Riau sebagai kawasan yang dapat berperan penting dimasa yang akan datang, terutama terletak di jalur perdagangan dan ekonomi internasional.

Untuk dapat mewujudkan masyarakat Riau yang mempunyai kemampuan ekonomi yang tinggi baik secara lokal, nasional dan regional serta dilandasi dengan nilai-nilai hakiki kebudayaan Melayu yang beradab, bermoral dan tangguh menghadapi era globalisasi dan modernisasi yang pada akhirnya menjadikan masyarakat Riau maju dan mandiri, sejahtera lahir dan bathin dan beradat istiadat Melayu yang agamis, maka disusunlah Visi Riau sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Riau No. 36 tahun 2001 tentang Pola Dasar Pembangunan Daerah Provinsi tahun 2001-2005 yakni; Terwujudnya Provinsi Riau Sebagai Pusat Perekonomian Dan Kebudayaan Melayu Dalam Lingkungan Masyarakat Yang Agamis, Sejahtera Lahir Dan Bathin, Di Asia Tenggara Tahun 2020”.

Untuk memberikan gambaran untuk penjabaran Visi Riau 2020, telah dirumuskan visi antara dalam visi 5 tahunan agar setiap tahap periode pembangunan jangka menengah tersebut dapat dicapai sesuai dengan kondisi, kemampuan dan harapan yang ditetapkan berdasarkan ukuran-ukuran kinerja pembangunan. Untuk itu sesuai dengan Perda Provinsi Riau Nomor 5 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah dan Nomor 1 Tahun 2004 tentang Rencana Strategis (Renstra) Provinsi Riau tahun 2004-2008; guna mewujudkan Visi Pembangunan Riau 2020 secara berkelanjutan dan konsisten, maka dirumuskan Visi Antara Provinsi Riau, yakni: “Terwujudnya pembangunan ekonomi yang mengentaskan kemiskinan, pembangunan pendidikan yang menjamin kehidupan masyarakat agamis dan kemudahan aksesibilitas, dan pengembangan kebudayaan yang menempatkan kebudayaan Melayu secara proporsional dalam kerangka kebudayaan”.

2. MISI

Untuk mewujudkan Visi Antara Provinsi Riau kurun waktu 2004-2008, sebagai tahapan kedua dalam perwujudan Visi Riau 2020, maka ke depan Misi Pembangunan Riau yang dilaksanakan bertumpu pada komitmen yang tertuang sebagai berikut:

  • Mewujudkan kredibilitas Pemerintah Daerah dengan kemampuan profesional, moral dan keteladanan pemimpin dan aparat;
  • Mewujudkan Supremasi hukum dan Penegakan Hak Asasi Manusia;
  • Mewujudkan keseimbangan pembangunan antar wilayah dan antar kelompok masyarakat;
  • Mewujudkan perekonomian berbasis potensi sumber daya daerah dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan;
  • Mewujudkan sarana dan prasarana untuk menciptakan kehidupan masyarakat agamis;
  • Mewujudkan kualitas sumberdaya manusia dengan penekanan kemudahan memperoleh pendidikan, peningkatan mutu dan manajemen pendidikan dasar, menengah, kejuruan dan pendidikan tinggi, kemudahan memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas, serta pembangunan agama, seni budaya dan moral;
  • Mewujudkan kemudahan untuk mengakses dalam bidang transportasi, produksi, komunikasi dan informasi serta pelayanan publik;
  • Memberdayakan masyarakat dan kelembagaan desa agar mampu berperan sebagai lini terdepan dalam mengatasi berbagai permasalahan sosial dan ekonomi masyarakat pedesaan;
  • Mewujudkan sebuah payung kebudayaan daerah, yakni kelangsungan budaya Melayu secara komunitas dalam kerangka pemberdayaannya, sebagai alat pemersatu dari berbagai etnis yang ada;
  • Mewjudkan prinsip pembangunan yang berkelanjutan.

 

  1. 4.    Berita

Industri Besar di Riau Tumbuh 2,35 Persen

Kamis, 08 November 2012

 

PEKANBARU: Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan III 2012 terhadap triwulan II 2012 naik 2,35 persen. Hal itu diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, Mawardi Arsyad.

 

Peningkatan ini dipengaruhi oleh jenis Industri Makanan yang naik sebesar 7,6 persen dan Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya naik 1,92 persen.

 

“Pertumbuhan Industri Kertas dan Barang dari Kertas juga naik sebesar 0,5 persen dan juga Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik naik sebesar 8,24 persen,” urai Mawardi.

 

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulan III Tahun 2012 mengalami pertumbuhan yang positif yaitu sebesar 9,46 persen (year-on-year) terhadap Triwulan III 2011.

 

Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan produksi dari jenis industri Kertas dan Barang dari Kertas yang naik sebesar 7,83 persen.

 

“Diikuti oleh jenis industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik naik sebesar 4,18 persen, serta industri Makanan yang tumbuh sebesar 3,93 persen,” ungkap Mawardi. (rb)

 

 

11 Atlet Bengkalis Wakili Riau di Kejurnas Panjat Tebing

Kamis, 08 November 2012

 

BENGKALIS: Sebanyak 11 orang atlet Bengkalis mewakili Riau pada Kejuaraan Nasional Panjat Tebing Kelompok VII 2012 yang digelar di Karangasam, Bali, 8-15 Oktober. Kejuaraan akan dibuka hari ini dan para atlet sudah sampai di Karangasam sejak, Selasa (6/11) malam.

 

Seperti disampaikan Ketua Pengkab FPTI Bengkalis, Fivetrio Sulistio didampingi Ketua Harian Hendri Eduardi, ke-11 atlet Bengkalis yang mewakili Riau tersebut adalah Neno Hartono Adha, Ezi Ramadhan, Rahmat Wahyudi untuk kelompok youth B.  Kemudian Irvan Kurniawan, Ade Nandra, Septa Ariadi untuk kelompok youth B. Selanjutnya Syahrul Nizam, Hysam, Irma Muhaffiz untuk kelompok spiderkid.

 

“Ada 11 atlet kita yang memperkuat Riau pada Kejurnas Kelompok Umur di Karangasam. Lima putra dan lima putri,” ujar Lilik panggilan akrab Fivetrio.

 

Ditambahkan Hendri Eduardi, selain atlet dari Bengkalis, tim Riau juga diperkuat tiga atlet dari Kabupaten Meranti dan dua atlet dari Kabupaten Siak. “Riau mengirim 16 atlet di kejurnas kelompok umur ini. 11 merupakan atlet dari Bengkalis, sisanya tiga dari Meranti dan 2 dari Siak,” ujar pria yang akrab disapa Eet ini.

 

Dijelaskan Eet, atlet yang mewakili Riau di event ini merupakan hasil seleksi kejurda yang digelar di Bengkalis beberapa waktu. Soal target, tambah Lilik, pihaknya akan berupaya tampil maksimal. Tapi yang jelas tujuan utamanya adalah bagaimana atlet-atlet masa depan Bengkalis dan Riau ini memiliki jam terbang di level nasional. Ia juga mengjarapkan doa dan restu masyarakat Riau pada umumnya dan masyarakat Bengkalis khususnya supaya atlet bisa tampil maksimal memberikan yang terbaik untuk daerah.